Showing posts with label Inovasi. Show all posts
Showing posts with label Inovasi. Show all posts

Thursday, 7 September 2017

Turki Tawarkan Kerja Sama Pembuatan Kapal Selam dan Pesawat Tanpa Awak

Termasuk Control Systemnya Anka MALE UAV buatan TAI Turki [Quwa] 

Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Soetrimo bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Turki Ismail Demir di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017).

Pertemuan bertajuk The 6th Defence Industry Cooperation Meeting itu membahas mengenai kerja sama antara Indonesia dan Turki di bidang industri pertahanan.

Soetrimo mengatakan, dalam pertemuan tersebut Pemerintah Turki menawarkan kerja sama pembuatan kapal selam dan unmanned aerial vehicle (UAV) atau pesawat terbang tanpa awak.

"Pada pertemuan tadi Turki menawarkan kerja sama pembuatan kapal selam 214 kemudian juga menawarkan UAV kelas MALE dan control system," ujar Soetrimo saat ditemui usai pertemuan.

Menurut Soetrimo, pemerintah Turki berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan industri pertahanan agar mandiri. Pemerintah Turki, kata Soetrimo, bersedia membantu pembuatan kapal selam hingga industri pertahanan Indonesia mampu memproduksinya sendiri.

"Mereka akan membantu sampai menguasai kita menguasai betul (pembuatan kapal selam) kemudian control system-nya juga," ucapnya.

Soetrimo menuturkan hasil pertemuan tersebut akan dilaporkan ke Menteri Pertahanan untuk dikaji bersama pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, tawaran kerja sama dari pihak Turki akan juga dilaporkan ke DPR untuk meminta dukungan dan persetujuan.

https://i.ytimg.com/vi/qVMrWP98M54/maxresdefault.jpgControl systems UAV Anka [youtube]

"Nanti akan kami laporkan kepada pimpinan untuk dikoordinasikan kepada seluruh stakeholder masuk juga kepada parlemen dan pimpinan tertinggi. Kami akan kaji tawaran itu dan ke parlemen supaya mendapat dukungan soal budget agar kerja sama dengan Turki bisa diperluas," kata Soetrimo.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertahanan Turki Ismail Demir berharap kerja sama dengan Indonesia bisa terus diperluas dan diperkuat. Hal tersebut, kata dia, akan memperkuat hubungan bilateral kedua negara yang semakin baik.

"Kami harap kerja sama ini bisa berlanjut lebih jauh. Besok juga akan ada pertemuan dengan pelaku industri untuk menentikan langkah apa yang akan diambil selanjutnya," ujar Ismail.

Seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Pertahanan, Indonesia memandang Turki sebagai partner yang sangat penting. Pertemuan tersebut menunjukkan peran Turki sebagai partner strategis Indonesia sangat besar.

Pada pameran industri pertahanan IDEF 2016 di Istanbul, Indonesia dan Turki meluncurkan Medium Tank Kaplan, hasil kerja sama PT Pindad dengan FNSS. Kerja sama antara Indonesia dan Turki semakin kuat setelah kunjungan Presiden Turki ke Indonesia pada 2011 dan 2015.

Pada kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ankara, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang kedirgantaraan dan alat komunikasi.

Saat ini, Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pertahanan Turki sedang menjajaki penyusunan Defence Cooperation Agreement (DCA) sebagai payung hukum kerja sama pertahanan.

Pihak Indonesia sudah mengirimkan draf DCA tersebut dan tinggal menunggu persetujuan dari pihak Turki.

  Kompas  

Wednesday, 23 August 2017

Uji Terbang Kedua N219 Sukses

✈ Uji terbang kedua pesawat N-219 ]Detik]

Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali sukses menjalani flight tes (uji terbang) untuk kedua kalinya. Uji terbang kedua ini sebagai rangkaian untuk memenuhi waktu 300 jam yang harus dipenuhi agar mendapat Type Certificate.

Uji terbang Pesawat N219 kali ini sejatinya disaksikan oleh sejumlah menteri yaitu Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Menteri Ristek dan Dikti, Mohamad Nasir, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

Namun para menteri tersebut tidak jadi hadir lantaran harus melaksanakan rapat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta. Meski begitu, uji terbang kedua Pesawat N219 tetap berlangsung dan berjalan sesuai rencana.

Peswat karya anak bangsa ini lepas landas sekitat pukul 09.15 WIB di landasan pacu Bandara Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Rabu (23/8/2017). Selama kurang lebih 30 puluh menit Pesawat N219 terbang berputar-putar di langit Kota Bandung.

Kapten penerbang Esther Gayatri Saleh yang kembali dipercaya untuk menjadi pilot dalam pengujian kedua ini menyatakan semua berjalan dengan baik. Tidak ada satu kendala apapun dari pesawat sehinga dari mulai take off sampai landing tidak ada masalah dan berjalan mulus.

"Tadi ketinggian pesawat sampai 8.000 meter. Ini ketinggiannya sama seperti waktu tes sebelumnya," kata Esther usai melakukan uji terbang.

Dia menuturkan dari dua kali uji terban yang telah dilakukan pihaknya mengaku telah mendapat sejumlah data untuk mengetahui sejauh mana progres dari Pesawat N219. Tapi dia optimistis tahun depan N219 akan bisa mendapat Type Certificate sesuai dengan yang ditargetkan.

"Dua flight ini kita nanti dapat data, nanti kita analisa lagi. Seberapa cepat kita akan (lakukan). Tentu ada catatan-catatan (data teknis) yang perlu kita analisa. Kita akan terus collect data. Ada beberapa tes lagi, lalu kita tentukan waktu untuk tes selanjutnya," kata dia.

  detik  

Friday, 18 August 2017

[Video] N219

Mulai pembangunan hingga terbang perdana Pesawat hasil karya anak bangsa, kerjasama LAPAN dan PT DI telah menyelesaikan uji terbang perdana pesawat multifungsi N219. Pada video dibawah nampak pembuatan pesawat dari pemotongan baja, tes mesin hingga terbang perdana di Bandung. Video diposkan Inoel Arifin.


  Youtube  

Wednesday, 16 August 2017

Keunggulan Pesawat N219 Buatan PT Dirgantara Indonesia

Terbang selama kurang lebih 25 menit https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7ToGhhSlBRlmf9QL4mD3wL1lud1HnAXm75PeSx3cq_vl6epoOJCQeE2nCwTSAq2VdNTQX1QyCobbt5B3bN2UIr0TDHKaqD5j9q1y81R7-tZ6gAKdCmaHvTCD3WllTKxlofADQNxBIii08/s1600/20838876_N219+Maiden+Flight.+Credit+to+Rizky+Aditya.jpgTake off perdana N219 [Rizky AdityaI]

Pesawat N219 karya anak bangsa menjalani uji coba terbang (flight test) perdana, Rabu (16/8). Pesawat ini sukses uji terbang pertama kali dari landasan pacu Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung selama kurang lebih 25 menit.

Pesawat ini dibuat PT Dirgantara Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan pesawat ini memiliki kelebihan sebagai jenis pesawat ringan yang cocok dioperasikan di daerah perintis. "Jadi pesawat ini direncanakan sebagai pesawat perintis. Di Papua, di Kalimantan butuh banyak seperti ini. Pesawat ini memang akan kita pasarkan di daerah yang terpencil," kata Budi usai first flight Pesawat N219 di Hanggar Fix Wings PTDI, Rabu (16/8).

Menurutnya pesawat ini didesain untuk 19 penumpang. Dengan dua mesin turboprop yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan oleh PTDI dan LAPAN.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJia6RkLdXjsuMOH8gyyGutR7YrCPmcTzKzsCT8CsTPkq2EFs8c5y0KjSIGFhmQcoOrvuBkUa-GIqgxJ6INFkpJxlU5EEAcR7DOuix-sdPx3k2jjXI8hhTMTyEpdsESB8lSgz2bC4F1Hau/s1600/desain-pesawat-N219-e1502895010779.jpgPurwarupa pesawat pertama N 219 ditenagai sepasang engine pratt and whitney PT6A-52 dengan kemampuan 850 shp dan daya jelajahnya 1580 NM kecepatan maksimum 213 knots.

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menambahkan kelebihan pesawat N219 ialah memudahkan beroperasi di daerah perbukitan. Serta yang memiliki landasan udara pendek. "Ini ditargetkan untuk landasan pendek yang kontur buminya menyulitkan. Dia bisa bermanuver dengan kecepatan rendah sehingga di daerah perbukitan bisa digunakan dengan baik," ujar Thomas.

Ia pun berharap ke depannya pesawat N219 dapat digunakan secara massal untuk membantu transportasi masyarakat khususnya di daerah pedalaman. "Harapan utama kami, pesawat N219 dapat terus digunakan dan menjadi salah satu ekonomi sebagai alat transportasi untuk konektivitas di daerah-daerah terpencil. Kami akan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi pesawat kedepanny sehingga bangsa Indonesia dapat terus dengan bangga menggunakan hasil karya bangsanya sendiri," tuturnya.

 Berikut delapan keunggulan lainnya pesawat N219 : 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnUaRNGaDPJ1aIaGuwBsNsRKs3uE-lgffBTp8lJMEusk067o-N5PpC2mYmCPsj7XMMoz0K47lG__Ae95sk1zksO4fU3-iA8HYZd8Q28NbCqHYIsgUIhMltDywJ2HRB6HBkYfV98eTbooI4/s1600/N219+Maiden+Flight.jpg1. Purwarupa pesawat pertama N219 didesain sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama wilayah perintis, sehingga memiliki kemampuan short take off dan landing mudah dioperasikan di daerah terpencil, bisa self starting tanpa bantuan ground support unit.

2. Menggunakan teknologi yang sudah banyak ditemui di pasaran atau menggunakan, common technology sehingga harga pesawat bisa lebih murah dengan biaya operasi dan pemeliharaan yang rendah.

3. Menggunakan teknologi avionik yang lebih modern dan banyak digunakan di pasaran yakni Garmin G-1000 dengan Flight Management System yang d dalamnya sudah terdapat Global positioning System (GPS). sistem Autopilot dan Terrain Awareness and Warning System.

4. Memiliki kabin terluas di kelasnya dan serbaguna untuk berbagai macam kebutuhan seperti pengangkut barang, evakuasi medis pengangkut penumpang bahkan pengangkut pasukan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkAQ7-tIk0kiCvYEA-dy1iaBcD6BLSCdRi3E0aLRL1FVCd5HqBgWp_8TwvYOqQxrpWphE5Kbi3zeUy4PG2YYcmruqxkrdaLCUyxlU68OnlsaZuk8evDft3WEABGdwKyEMgNKFctrT5DDOi/s1600/d7daef28-N219.jpg5. Multihop Capability Fuel Tank teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya.

6. Purwarupa pesawat pertama N219 memiliki kecepatan (speed) maksimum mencapai 210 knot, dan kecepatan terendah mencapai 59 knot, artinya kecepatan cukup rendah namun pesawat masih bisa terkontrol, ini sangat penting terutama saat memasuki wilayah yang bertebing-tebing, di antara pegunungan-pegunungan yang membutuhkan pesawat dengan kemampuan manuver dan kecepatan rendah.

7. Purwarupa pesawat pertama N219 dilengkapi dengan Terrain Awareness and Warning System, seperangkat alat yang bisa mendeteksi bahwa pesawat ini sedang menuju kepada atau mendekati wilayah perbukitan, sistem pesawat akan memberikan tanda, visualisasi secara dimensi sehingga pilot secara langsung tahu kondisi perbukitan yang akan dilaluinya.

8. Purwarupa pesawat pertama N219 memiliki nose landing gear dan main landing gear tetap atau tidak dapat dimasukan ke dalam pesawat saat terbang sehingga akan memudahkan pesawat melakukan pendaratan di landasan yang tidak beraspal bahkan berbatu serta akan mengurangi biaya pemeliharaan.

  Republika  

Monday, 14 August 2017

Mengenal Rhan 450

Roket Balistik RI Berdaya Jelajah 150 KmRHAN 450, menjadi salah satu dari sekian jenis roket yang diproduksi anak bangsa yang terus dikembangkan kemampuannya. (Dok Kemenhan) ★

Indonesia tengah gencar memproduksi berbagai macam alutsista demi mewujudkan kemandirian bangsa. Salah satu alutsista yang tengah dikembangkan adalah roket balistik jarak jauh.

RHAN 450, menjadi salah satu dari sekian jenis roket yang diproduksi anak bangsa yang terus dikembangkan kemampuannya.

Roket balistik ini tengah dikembangkan Balitbang Kementerian Pertahanan dan Konsorsium Roket Nasional, yang terdiri dari PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Dahana (Persero), PT Pindad (Persero) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Dikutip Liputan6.com dari beberapa sumber, RHAN 450 pertama kali menjalani uji statis pada 21 Agustus 2014 yang berlangsung di Lapangan Sonda LAPAN, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat.

Saat masa pengujian awal, RHAN 450 ini bernama RX-450. Roket ini akhirnya pertama kali diluncurkan dalam masa uji coba pertama pada Mei 2015 dengan jarak jelajah saat itu mencapai 100 kilometer, dan sukses.

Namun seiring pengembangannya, Konsorsium Roket Nasional menggandeng Lapan dalam meningkatkan kemampuan RX-450.

Terakhir, roket ini kembali diuji coba pada Desember 2016. Dalam uji coba itu, jarak jelajah roket ini meningkat menjadi 150 km. Uji coba saat itu RX-450 sudah berubah nama menjadi RHAN 450.

Dengan perubahan nama ini, berarti roket balistik ini sudah siap memasuki tahap produksi. Dengan demikian, RHAN 450 akan melengkapi produksi roket Indonesia lainnya seperti RHAN 122 yang memiliki jarak jelajah 40-50 km.

Selain berperan sebagai roket balistik untuk kepentingan militer, basis RHAN 450 juga direncanakan sebagai bagian dari roket bertingkat yang akan digunakan sebagai Roket Pengorbit Satelit (RPS).

RHAN 450 dapat membawa payload seberat 50 kg – 100 kg, bisa diartikan payload sebagai hulu ledak bila roket ini difungsikan alutsista artileri medan.

RHAN 450 adalah tipe roket balistik dengan panjang total 6.110 mm, panjang motor 4.459 mm, berat total 1.500 kg, berat muatan 100 kg, gaya dorong 12895 kg, dan menggunakan bahan bakar propelan komposit.

  Liputan 6  

Kementerian Pertahanan Fokuskan Pembuatan Kapal Selam

Di Dalam NegeriKRI Nagapasa 403 ★

Kementerian Pertahanan memprioritaskan pengembangan teknologi kapal selam buatan dalam negeri.

Hal itu sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo bahwa industri pertahanan dalam negeri harus mandiri.

"Yang prioritas memang ada beberapa poin. Bahwa kami sedang mengembangkan teknologi kapal selam. Dan ini juga kapal selam yang ketiga dibangun di PT PAL," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Laksamana Madya Widodo usai membuka pameran produk industri pertahanan di Lapangan Bhineka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2017).

Pengembangan kapal selam sebagai prioritas ini merupakan lanjutan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan yang telah membuat kapal selam KRI Nagapasa 403.

Dikutip dari Harian Kompas, penamaan dan serah terima kapal selam tersebut dilakukan di dermaga Okpo, Korea Selatan, Rabu (2/8/2017) lalu.

Serah terima Nagapasa 403 itu dilakukan CEO & Presiden Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd, Jung Song-leep dan Menhan Ryamizard Ryacudu.

Hadir pula Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi, Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi, Kepala Staf Umum TNI Laksamana Madya Didit Herdiawan, dan Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan Sumardjono.

KRI Nagapasa 403 adalah kapal selam pertama yang diterima Indonesia dari tiga kapal selam yang dipesan.

Menurut rencana, dua kapal dibuat di pabrik DSME, sedangkan satu kapal terakhir dibuat di Indonesia (PT PAL) sehingga diharapkan terjadi transfer teknologi.

Pembuatan kapal selam ketiga di PT PAL juga dapat disebut sebagai produksi bersama. "Selanjutnya nanti juga mudah-mudahan pemerintah juga men-support itu untuk kita bisa mandiri," kata Widodo.

Selain teknologi kapal selam, lanjut Widodo, industri pertahanan dalam negeri juga akan fokus dalam pembuatan peluru kendali, tank berukuran sedang dan roket yang telah menjadi program nasional.

"Itu semua juga kami kembangkan agar tidak tergantung lagi oleh negara lain khususnya peluru kendali ini," ucap Widodo.

  Kompas  

Sunday, 13 August 2017

RI Kembangkan Tank, Kapal Selam hingga Roket

Pameran di Jakarta Pameran alutsista Kemenhan [Mustaqim/detikcom]

I
ndonesia terus mengembangkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) produksi dalam negeri. Ada beberapa alutsista yang tengah dikembangkan untuk diproduksi sendiri mulai dari kendaraan tank tempur, kapal selam, hingga peluru kendali.

"Ada beberapa poin (yang menjadi prioritas), kita lagi kembangkan kapal selam yang ketiga, yang dibangun oleh PT PAL, selanjutnya pemerintah bisa men-support itu agar kita bisa mandiri. Kemudian ada beberapa peluru kendali, ini sedang kita kembangkan agar kita tidak tergantung dengan negara lain khususnya untuk peluru kendali," ujar Sekjen (Kemenhan) Dr Widodo di lapangan Bhinneka Tunggal Ika, gedung kementerian pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2017).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGU-UaE7ippfZ8MOrncPDqHwIHoDFUVLHgviBjl1E7tvH3alG6E2hiGnst024k2eRd1Bw_cY0-tvze8ICLizimikAsp6s6y4V2JxRCis-OxOfBwU9GbOlW5xfMfG57PcRxPO9cr576zjfq/s1600/86aa4de5-44f5-4ecc-b4c0-2857d671d722_169.jpgKendaraan tempur TNI di pameran alutsista Kemenhan [Mustaqim/detikcom]

Selain itu ada juga kendaraan tempur tank kelas medium yang tengah dikembangkan PT Pindad. Indonesia juga berencana untuk mengembangkan roket dengan radar.

"Kemudian juga medium tank, kita sedang kembangkan antara PT Pindad dengan beberapa perusahaan pendukung lainnya. Sehingga kita harapkan kita mampu untuk mandiri. Kemudian propellant, itu juga lagi dikembangkan PT Bahana, mungkin nanti tahun 2019 semuanya bisa terwujud. Kemudian juga ada roket, radar, dan ini juga merupakan penimbangan untuk ke depan," katanya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisfad0Wca39fXhzRvZqXnBiOF-uBX7cwroIK-3LIAJW9kNIVfC-FBZBVuOANJz_AA1MWELoU9pG5Vk4pJPSRL_IffvI-Ue3dk6NGme95naky_ousBFSBdaJg9GYHr1eR3Q2_PvXHEthsjE/s1600/1e9abf4d-f175-44d5-87e7-4ead8fcc75fb_169.jpgDrone buatan industri pertahanan dalam negeri [Mustaqim/detikcom]

Widodo mengatakan semangat mandiri dalam industri pertahanan ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. Hari ini Kemenhan juga menggelar pameran industri pertahanan dalam negeri yang diikuti perusahaan BUMN dan swasta.

"Ini memang mempunyai semangat yang selama ini sesuai dengan perintah presiden bahwa kita harus mandiri dalam industri pertahanan. Kita harus maju terus, hari ini ada 7 industri pertahanan dari BUMN dan 28 dari BUMS mensuport TNI selama ini untuk membuat Alutsista sesuai kompetensi dengan perusahaan itu. Dari pesawat, kapal, maupun tank, termasuk perlengkapan tempur di dalamnya, senjatanya, amunisinya, kita juga kembangkan roket yang itu juga program nasional," imbuhnya. (nvl/tor)

  detik  

Sunday, 6 August 2017

Menristekdikti Tinjau Persiapan Kapal Plat Datar

Kapal plat datar dikerjakan di PT IKI, Makassar, 6/8/2017 (PT IKI Persero)

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meninjau persiapan kapal plat datar yang akan diluncurkan pada puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-22 yang dipusatkan di Kota Makassar 10 Agustus 2017.

"Ini adalah pengerjaan kapal plat datar dan harapannya adalah pekerjaannya menjadi lebih singkat di mana kapal ini adalah inovasi dari satu perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia," tutur Mohammad Nasir saat mengunjungi PT Industri Kapal Indonesia(IKI) di Makassar, Minggu.

Menristekdikti mengaku senang dengan pekerjaan yang dilakukan PT IKI yang terus mengejar target diselesaikannya kapal plat datar untuk diluncurkam Presiden Joko Widodo saat Hakteknas.

Kapal itu nanti dirakit untuk nelayan di bawah koordinasi Universitas Hasanudin, Makassar.

Namun, inovasi kapal plat datar diharapkan tidak hanya untuk nelayan, melainkan juga untuk angkutan penumpang seperti angkutan antarpulau.

Kemristekdikti menyiapkan kapal plat datar angkutan orang, sementara untuk angkutan barang, Menteri Nasir mendorong PT IKI untuk mengembangkannya.

"Sekaligus jika nanti digunakan Polisi untuk kapal patroli, kami juga akan kembangkan yang daripada ini nanti tentang mengatur kecepatan," kata Menristekdikti.

Hakteknas 2017 berorientasi pada kemaritiman dan kapal plat datar menjadi salah satu inovasi yang akan diluncurkan dalam kegiatan itu.

Kapal yang juga dikenal dengan nama kapal katamaran itu, kata dia, dapat memecah gelombang dari depan, selanjutnya terowongan bawah kapal akan menggerakkan baling-baling di belakang secara otomatis dan mempercepat putaran kipas di belakang.

"Selama ini mungkin kita melihat kapal itu bentuknya V, ini adalah bentuknya tidak V lagi, seperti W tetapi dibalik," kata Menteri Nasir.

  Antara  

Tuesday, 1 August 2017

Mahasiswa ITB Ciptakan Giroskop Militer Pertama Indonesia

Giroskop Fortar buatan ITB [def.pk]

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menciptakan giroskop militer pertama di Indonesia yaitu perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip momentum sudut.

Dilansir dari laman itb.ac.id, di Bandung, Selasa, giroskop militer pertama di Indonesia ini diciptakan oleh Ardinda Kartikaningtyas (Teknik Fisika 2013) dan tim.

Ardinda dan timnya menciptakan G-FORTAR (Gyroscope for Military), sebuah giroskop serat optik yang diharapkan mampu menjadi giroskop pertama buatan putra-putri Indonesia.

Salah satu anggota tim G-FORTAR Megan Graciela Nauli menuturkan, berbekal cita-cita Presiden RI poin pertama tentang kehadiran negara untuk melindungi segenap bangsa dan pemberian rasa aman kepada seluruh warga negara, tim dari ITB ini tergerak untuk menciptakan perangkat militer tersendiri.

"Indonesia kan lagi gencar-gencarnya buat mewujudkan Nawacita yang dicanangkan pak Jokowi, jadi pengen bisa mandiri dalam alat-alat sistem senjata," ujar Megan.

Ia mengatakan, di antara komponen utama alat utama sistem persenjataan (alutsista) adalah sebuah sistem navigasi inersial yang di dalamnya terdapat suatu sensor kecepatan sudut.

Sensor yang disebut giroskop ini, kata dia, memegang peranan penting dalam mengukur dan mempertahankan orientasi perangkat berdasarkan prinsip-prinsip momentum sudut.

Dalam dunia militer, giroskop yang banyak dipakai adalah giroskop berjenis serat optik, dan giroskop jenis ini banyak dipilih karena terbilang praktis dalam penggunaan serta mampu memberikan hasil yang lebih presisi.

Namun sampai hari ini 100 persen giroskop yang dimiliki oleh Indonesia masih berasal dari impor.

Menurut Megan dan tim, hal ini disebabkan belum menjamurnya pabrik serat optik di Indonesia.

"Padahal komponen ini merupakan komponen utama pada giroskop jenis serat optik yang banyak digunakan dalam dunia militer," kata dia lagi.

Penelitian tentang giroskop serat optik awalnya pernah dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), namun tidak terselesaikan.

"BPPT pernah juga mau meneliti tentang ini, tapi nggak kesampaian," kata Megan pula.

Meskipun begitu, Megan juga menyatakan bahwa BPPT sepenuhnya mendukung penelitian G-FORTAR ini.

G-FORTAR merupakan sebuah giroskop berjenis serat optik berdiameter 15 cm yang memanfaatkan efek Sagnac dan interferensi gelombang cahaya untuk mendeteksi kecepatan sudut perangkat alutsista.

Dengan memanfaatkan gelombang cahaya, giroskop ini diharapkan menjadi lebih efisien dan lebih presisi dibandingkan giroskop mekanik. Perangkat keras giroskop mengukur kecepatan angular perangkat dengan memanfaatkan interferensi gelombang cahaya.

Hasil pembacaan giroskop ini kemudian dimasukkan ke dalam perangkat lunak Kalman filter untuk diolah sinyalnya. Pengolahan sinyal ini berfungsi mereduksi galat, sehingga bacaan giroskop lebih akurat.

 Kendala Perancangan G-FORTAR

Masalah utama yang dihadapi oleh tim yang beranggotakan Ardinda Kartikaningtyas (Teknik Fisika 2013), Megan Graciela Nauli (Teknik Fisika 2013), Nahdia Nurul Hikmah (Teknik Fisika 2013), Khodijah Kholish Rumayshah (Aeronotika dan Astronotika 2014), dan Cristian Angga Jumawan (Teknik Mesin 2014) ini, adalah komponen-komponennya yang belum dapat diproduksi oleh Indonesia secara independen.

"Kendala pada barang-barangnya, sebagian besar masih impor. Karena di sini susah dan kalau impor lama," kata dia lagi.

Megan juga menyatakan bahwa masih kurang pengalaman dalam menangani serat optik juga merupakan kerikil dalam penelitian ini, selain mahal harga alat-alat yang berhubungan dengan optik.

Walaupun begitu, bantuan dari berbagai pihak seperti PT Telkom akhirnya mampu membuat G-FORTAR selesai dibuat, sebelum dilombakan dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Menurut Megan, ukuran giroskop ini sebenarnya masih bisa diperkecil lagi. Dengan diameter 15 cm, G-FORTAR masih tergolong cukup besar dibandingkan giroskop serat optik komersial di luar negeri.

Ukuran giroskop yang lebih kecil akan lebih mudah disematkan dalam berbagai perangkat.

Pengembangan G-FORTAR yang dilakukan di lingkungan perguruan tinggi ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih aktif dalam rangka menuju Indonesia mandiri pada aspek teknologi alutsista.

Tim G-FORTAR juga mengharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh mahasiswa ITB sendiri atau masyarakat luas agar pengembangannya semakin baik, sehingga manfaatnya semakin cepat dirasakan oleh kemiliteran Indonesia.
 

  antara  

Friday, 28 July 2017

Rajawali 720, Bukan Sekedar Drone

UAV berbentuk unik itu mulai meraung. Kecepatannya bertambah dan kemudian akhirnya lepas landas. Inilah UAV besutan PT. Bhineka Dwi Persada, yang diberi nama Rajawali 720. Selain bentuknya yang tidak biasa, spesifikasi UAV ini bisa dibilang lebih besar dibanding UAV lokal lainnya.

Secara umum, Rajawali 720 memiliki panjang 4 meter dan rentang sayap 7 meter. Dengan payload 100 kg, UAV ini memiliki kecepatan jelajah hingga 135 km/jam. Namun yang istimewa adalah ketahanan terbangnya yang bisa mencapai lebih dari 20 jam. Sementara jarak terbang Line of sight, masih di angka 150an km. Angka ini bisa bertambah jika Rajawali 720 bisa terkoneksi dengan kendali melalui satelit.

Namun bukan hanya UAV yang ditawarkan. PT. Bhineka dwi persada juga merancang sistem integrasi antara UAV dan Prajurit di lapangan dalam sebuah Mobile Command Control Vehicle. MCCV ini murni desain PT. Bhineka bekerja sama dengan Balitbang Kemhan. Kendaraan truk ini, bukan hanya sebagai pengendali UAV, tapi juga sebagai mobil komando lapangan.

Data dari UAV Rajawali nantinya bisa secara real time diteruskan ke prajurit di garis depan. Sebuah mobil kontrol, bisa mengendalikan hingga 64 prajurit sekaligus. Selain itu, prajurit juga nantinya dibekali kamera serta peralatan lain yang bisa dimonitor oleh komandan di dalam truk. Sistem pengantaran data sendiri menggunakan jaringan LTE buatan sendiri atau radio link yang tertutup sehingga dijamin keamanannya. PT. Bhineka menyebut sistem ini sebagai Indonesia Future Soldier. Menarik bukan? Semoga saja inovasi ini dilirik oleh Kemhan dan TNI.

   ARC  

Tuesday, 6 June 2017

Unimal Biaya Penelitian Listrik Pohon Kedondong

Penemuan listrik dari pohon kayu

Universitas Malikussaleh (Unimal), Provinsi Aceh akan menyediakan dana pendamping untuk penyempurnaan penelitian inovasi energi listrik dari pohon kedondong (spondias dulcis forst).

Pembina Inkubator Bisnis CDC Universitas Malikussaleh, Ibrahim Qamarius di Lhokseumawe, Selasa mengatakan pendampingan tersebut sebagai bentuk partisipasi Unimal untuk mendukung penelitian inovasi listrik yang ditemukan oleh Naufal Raziq.

Naufal Raziq adalah siswa kelas 3 MTs Negeri 1 Langsa, Kota Langsa, Aceh yang menemukan listrik dari pohon kedondong.

Temuan ini telah diujicobakan di 60 rumah di Desa Tampur, Kecamatan Air Jernih, Aceh. Desa yang tak memiliki akses listrik, kini terang dengan listrik dari pohon kedondong.

Unimal juga telah ditunjuk oleh Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk melakukan penelitian penyempurnaan inovasi listrik dtersebut.

Ibrahim mengatakan Unimal akan menyediakan dana pendamping untuk penyempurnaan penelitian listrik dari pohon kedondong.

Rektor Unimal Prof Dr Apridar, MSi mengharapkan penelitian dapat dilaksanakan tepat waktu dengan hasil penelitian yang maksimal dan dapat dipublikasikan pada jurnal internasional, katanya.

"Selain itu Rektor Unimal meminta tim peneliti untuk segera menyusun rencana kerja, peta jalan penelitian dan langsung turun ke lapangan, yang rencananya Rektor Unimal juga akan meninjau ke lokasi bersama tim peneliti," katanya.

Sebelumnya, Pembina Inkubator Bisnis CDC Unimal, Ibrahim Qamarius diundang oleh Direktur PPBT, Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Retno Sumekar untuk membicarakan pendampingan inovasi itu karena inovasi tersebut masih purwarupa (prototype) sehingga perlu dilakukan penelitian penyempurnaan.

Selain itu, Unimal juga akan mendampingi Naufal untuk mempersiapkan agar inovasi tersebut mendapat pendanaan dari Program Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT) Kemenristekdikti tahun 2018, dan bantuan lainnya.


  ★ antara