Showing posts with label LEN. Show all posts
Showing posts with label LEN. Show all posts

Tuesday, 22 August 2017

TNI AU Butuh 11 Satuan Drone MALE

✈️ Tahun 2022 Indonesia akan Punya Drone Canggih Buatan Dalam Negeri✈️ Ilustrasi UAV Anka, Dalam kajian BPPT, TNI AU membutuhkan 11 pangkalan drone, dimana setiap pangkalan terdiri dari 3 unit done MALE [cio]

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menargetkan Indonesia memiliki pesawat nir awak atau drone mata-mata ketahanan tinggi buatan dalam negeri pada 2022. Hal tersebut sesuai dengan target Program Pengembangan Drone Medium Altitude Long Endurance (MALE) Nasional yang saat ini sedang dikembangkan.

"Kita harapkan mulai 2020-2022 proses sertifikasi. termasuk uji terbang. Diharapkan 2022 bisa produksi," ucap Wahyu Widodo Pandoe, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT saat ditemui di Gedung BPPT pada Senin, 21 Agustus 2017.

Program pengembangan Drone MALE ini akan dilakukan sepenuhnya oleh putra-putri Indonesia dan dilakukan di dalam negeri dengan segala sumberdaya yang ada. Untuk merealisasikannya, BPPT membentuk konsorsium dengan Kementerian Pertahanan dan TNI AU sebagai pengguna, ITB sebagai mitra perguruan tinggi, PT Dirgantara Indonesia sebagai mitra industri pembuatan pesawat, serta PT LEN Persero yang akan mengembangkan sistem kendali dan muatan.

Drone MALE ini akan memiliki jangkauan jelajah operasi 5000 kilometer non-stop dengan ketahanan terbang tinggi selama 24 jam, siang dan malam. Dengan kemampuan tersebut, Drone MALE akan digunakan untuk membantu Kementerian Pertahanan. Wahyu mengatakan drone MALE bisa dimanfaatkan oleh TNI Angkatan Udara untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara.

Berdasarkan kajian awal BPPT, TNI AU membutuhkan 33 drone untuk menjaga pertahanan negara. Diperkirakan satu pangkalan drone membutuhkan 3 unit drone yang terdiri atas 1 unit operasional, 1 unit standby, dan 1 unit perawatan. Ditargetkan Indonesia memiliki 11 pangkalan drone untuk melakukan kegiatan mata-mata mengawasi udara di perbatasan Indonesia.

Program pengembangan drone MALE tengah dalam tahap Proof of Concept (PoC). Pada 2018 drone MALE akan memasuki tahap manufacturing prototype termasuk pengadaan komponen flight control system, dan memasuki uji terbang pada tahun 2019. Proses kegiatan pada tahun 2018-2019 tersebut rencananya akan dibiayai oleh BPPT dan Kementerian Pertahanan.

Program pengembangan Drone MALE sebenarnya sudah mulai dikembangkan sejak 2015. Pada tahun itu drone MALE berada pada tahap desain dan masuk tahap preliminary design pada 2016.

Total proses pengembangan drone MALE membutuhkan tujuh tahun hingga dapat digunakan pada 2022.

Wahyu mengatakan bahwa waktu proses drone tersebut wajar, dan tidak tergolong lama. "Desain memang butuh panjang, tidak bisa setahun," ujarnya. "Waktu kita sebetulnya luar biasa cepat jika dibandingkan dengan negara lain, misalnya Turki yang sampai 9 tahun."

  ✈️ Tempo  

Sunday, 20 August 2017

Indonesia Kembangkan Drone MALE

Untuk Pantau PerbatasanUAV Sriti

Indonesia mengembangkan pesawat tanpa awak (drone) Medium Altitude Long Endurance (MALE) untuk mengawasi kawasan perbatasan. Pengembangan telah dimulai tahun 2015 dan ditargetkan bisa memasuki tahap produksi pada 2022.

Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Wahyu Pandoe mengungkapkan, pengembangan drone bertujuan mengurangi ketergantungan alat pengawasan pada produk luar negeri. “Selama ini ketergantungan kita tinggi,” katanya.

Pengembangan akan dilakukan lewat kerjasama antara BPPT, Kementerian Pertahanan, PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, dan Institut Teknologi Bandung. Total biaya proyek drone tersebut mencapai Rp 90 miliar, berasal dari BPPT dan Kemenhan.

Dibanding dengan drone Alap-alap dan Sriti yang telah dikembangkan sebelumnya, MALE punya kelebihan. “Ini bisa terbang 24 jam hingga ketinggian lebih dari 15.000 kaki,” kata Bona P Fitrikananda, Manager Program Pesawat Terbang Tanpa Awak di PT Dirgantara Indonesia.

MALE bakal dirancang untuk mampu membawa muatan hingga 300 kg. sejumlah sensor dan perangkat yang bakal dipasang nantinya adalah kamera, sensor inframerah, Synthetic Aperture Radar (SAR), signal dan electronic intelligent.

Kita harapkan pemantauan kawasan perbatasan nanti bisa tercover. Dengan inferamerah kita bisa melihat apa yang terjadi di bawah. Katakanlah ada oknum yang bersembunyi, nanti bisa terlihat” ujar Bona dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (21/8/2017).

Ditargetkan, nantinya akan ada 11 pangkalan untuk mengontrol drone MALE, tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Bona mengatakan, saat tiba fase produksi nanti, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 75-80 persen.
 

  Kompas  

Thursday, 27 July 2017

Menhan Inginkan Pesawat Tanpa Awak Dilengkapi Persenjataan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8X7YkgT06UJzmL04nQy7bBR-xzA25n49vHqLxxyKqqJ5T58h0c-b-dpoRKF_VwKslGiL2N93mhQnGqxEaqalvt6oPMYMD0MC3c4lZBp4kp6D0eEEb70cAqpb2r-8O26D2HRc1-9Z0Jcjg/s400/drone+4.jpgDrone Rajawali 720

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menginginkan pesawat terbang tanpa awak (PPTA) atau drone bisa digunakan untuk keperluan tempur, yang dilengkapi senjata dan bom.

"Pesawat terbang tanpa awak yang dibuat atas kerja sama Balitbang Kemhan dengan industri pertahanan dalam negeri sudah bagus, dengan jarak tempuh hingga 200 kilometer dan bisa digunakan selama 20 jam. Luar biasa itu," kata Menhan usai menyaksikan uji coba pesawat tanpa awak hasil kerja sama kementerian pertahan (Kemhan) dan industri pertahanan di Lapangan Terbang Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Ke depan, lanjut Ryamizard, tak terlalu sering memakai pesawat yang menggunakan awak karena cost relatif mahal, dan penggunaannya pun terbatas. Namun, pesawat tanpa awak bisa digunakan setiap saat dan relatif lebih murah.

"Kemungkinan kecelakaan sangat kecil. Kalau pun ada kecelakaan tidak ada korban jiwa," katanya.

Pesawat terbang tanpa awak ini nantinya bisa di-update untuk dipasang alat tembak dan bom, serta bisa digunakan siang dan malam hari.

"Ini nggak kalah lagi dengan dari luar. Kemudian akan ditingkatkan terus. Itu kalau pakai satelit, jaraknya bisa 500 kilometer," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) ini.

Purnawirawan Jenderal bintang empat ini berharap nantinya pesawat tanpa awak dapat dimaksimalkan untuk menjaga perbatasan, bahkan dapat digunakan untuk mencegah peredaran narkoba.

"Iya pasti (akan dimaksimalkan) di perbatasan mau lihat di mana tukang narkoba itu bawa narkoba. Semuanya lah. Curi-curi ikan segala macam. Nanti di kapal angkatan laut juga ada drone, penanganan bencana, segala macam lah," katanya.

Kendati demikian, tambah dia, pihaknya tetap akan membeli beberapa drone militer dari China guna menambah pengetahuan teknologi mengenai drone.

"Jadi begini. Kita, orang China, orang manapun, beli pasti dia bedah itu barang untuk dipelajari. Kita juga beli sedikit satu-dua, kemudian kita pelajari untuk menambah kecanggihan itu. Semuanya begitu," jelasnya.

Pesawat yang diujiterbangkan bernama Rajawali 720, yang merupakan hasil kerja sama Balitbang Kemhan dengan PT Bhineka Dwi Persada. PPTA Rajawali 720 termasuk ke dalam kategori Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau juga disebut Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) dan merupakan PPTA bersayap tetap (fixed wing).

PPTA tersebut memiliki kemampuan terbang Iebih dari 24 jam dengan misi radius jelajah 20 km sampai dengan 1000 km, dan ketinggian jelajah 8000 meter dan kecepatan hingga 135 km/jam (73 knots). PPTA Rajawali 720 tersebut juga mampu tinggal landas dan landing dengan Iandasan yang cukup pendek.

PPTA Rajawali 720 dirancang dengan misi utama sebagai pesawat pengintai, yang dilengkapi dengan sistem gimbal dan kamera yang dapat mengirimkan hasil pantauan, baik gambar maupun video secara real time ke darat melalui Ground Control Station (GCS).

Sehingga, PPTA Rajawali 720 dapat menjadi salah satu altematif yang handal dalam melakukan pengawasan dalam berbagai keperluan, seperti melakukan pemantauan di daerah perbatasan, lautan ataupun hutan.

Selain PPTA Rajawali 720, kata Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiharto, juga akan diuji coba beberapa pesawat tanpa awak lainnya, yakni Pesawat Udara Tanpa Awak (Puna) Alap-Alap, Wulung (PT Carita Boat Indonesia), Elang Laut (PT DI), dan Mission System (PT LEN Industri), serta Target Drone (PT Indo Pacific Communication dan Defence), M3LSU03 (PT Mandiri Mitra Muhibbah).

 ♖ Antara  

Saturday, 22 July 2017

Enam BUMN Pertahanan Siapkan Alat Marketing Bersama

⚓️ Seriusi KonsolidasiSalah Satu produk BUMNIS

Demi memenuhi Peta Jalan (roadmap) BUMN 2015-2019 yang telah ditetapkan Kementerian BUMN, sebanyak enam Badan Usaha Milik negara Industri Strategis (BUMNIS) yang tergabung dalam kluster National Defence and Hightech Industry (NDHI) seriusi konsolidasi pemasaran dan promosi produk secara bersama, Hal ini dilakukan melalui website gabungan yang siap diresmikan pada perhelatan Indonesia Business and Development (IBD) Expo 2017, September mendatang.

Website NDHI ini harus menjadi sarana konsolidasi dalam promosi produk bersama. Jika konsisten, maka website ini akan berdampak pada penghematan biaya promosi masing-masing perusahaan,” ucap Asisten Deputi Kementerian BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Yuni Suryanto, pada Rapat Teknis Persiapan Pameran Bersama dan Soft Launching Website Kluster National Defence and Hightech Industry (NDHI) bersama Kementerian BUMN, di Garut, Jumat (21/07).

Yuni mengungkapkan, website konsolidasi ini nantinya akan menjadi virtual aset bisnis bagi BUMN untuk pemasaran produk dan jasanya. Apalagi, target pemasaran masing-masing perusahaan memiliki portofolio bisnis dan area beragam. Hasilnya, sinergi ‘jualan bareng’ NDHI pun akan berjalan sesuai dengan Roadmap BUMN 2015-2019 yang telah ditetapkan Kementerian BUMN.

Ketua Konsolidasi BUMNIS INDONESIA Mamat Ruhimat ikut menambahkan, website gabungan ini bisa dibilang memiliki unsur strategis. Sebab, media ini akan menjadi pilot project bagi perusahaan holding lainnya. “Website NDHI ini bisa jadi contoh bagi holding lainnya untuk promosi dan publikasi bersama,” ujarnya.

Konsolidasi ini pun tidak hanya menjadi ajang untuk mengejar target penjualan, tapi juga penggodogan sejumlah kesepakatan untuk bersinergi dalam melakukan publikasi bersama. Publikasi yang telah berjalan di antaranya media sosial Twitter, Facebook, Youtube, dan Instagram yang membawa bendera NDHI BUMN. Publikasi bersama ini juga akan dilanjutkan dengan launching website dan E-Bulletin NDHI pada IBD Expo 2017. Menurut Mamat, konsep publikasi ini dilakukan sebagai jalan memperkokoh agenda sinergi BUMN, sekaligus menggali kompetensi masing-masing perusahaan.

Pada tahun ini, enam perusahaan kluster NDHI ini terdiri dari PT DAHANA (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Industri Nuklir Indonesia (Persero), PT Len Industri (Persero), serta PT Pindad (Persero) ini sepakat mengejar target penjualan melalui Indonesia and Business Development Expo (IBD) dan RiTech Expo 2017.

Dua perhelatan besar yang diadakan pada Agustus dan September 2017 akan menjadi ‘gong’ sinergi pemasaran NDHI dan ajang untuk mengekspos BUMNIS INDONESIA kluster NDHI yang resmi dibentuk 22 November 2015 silam pada momen Focus Group Discussion (FGD) Menteri BUMN dengan Direktur Utama seluruh BUMN. ”Targetnya, publikasi bersama ini memberikan peluang kolaborasi antar-BUMNIS atau partner BUMNIS lainnya. Apabila masyarakat ingin lebih tahu tentang NDHI kami persilahkan untuk dapat mengikuti atau follow media sosial NDHI,” tambahnya.

  ⚓️ BUMN  

Sunday, 16 July 2017

BPPT Siap Uji Pesawat Nirawak MALE

Pada 2019Drone MALE TAI Anka akan di produksi PT DI [Youtube]

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama dengan konsorsium siap menguji pesawat udara nirawak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) di 2019.

"Ke depan yang MALE kita kembangkan. Itu bisa terbang dengan jangkauan lebih jauh, muatan lebih banyak, durasi terbang lebih lama bisa 24 jam, digunakan untuk surveillance (pengawasan) perbatasan karena sifatnya lebih ke arah untuk pertahanan dan keamanan," kata Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu Widodo Pandoe di Jakarta, Ahad.

Pembuatan prototipe untuk PUNA jenis ini, menurut dia, akan selesai pada 2018.

Kepala Program Drone BPPT Joko Purwono mengatakan MALE akan sudah bisa diuji coba pada 2019. Kolaborasi pengerjaannya dilakukan BPPT dengan konsorisum yang di antaranya ada PT Dirgantara Indonesia, PT LEN, Kementerian Pertahanan dan Keamanan hingga Institut Teknologi Bandung (ITB).

Berbeda dengan pesawat udara nirawak yang lebih kecil yang dikembangkan BPPT seperti Alap-alap yang berbahan bakar bensin dengan oktan 98, menurut Joko, nantinya MALE yang berukuran lebih besar akan menggunakan avtur.

Pesawat ini dikembangkan untuk mampu terbang selama 24 jam dan mencapai ketinggian hingga 30.000 kaki, dengan tidak hanya membawa kamera tetapi juga radar.

Sebelumnya BPPT telah mengembangkan beberapa jenis PUNA seperti Wulung dan Alap-alap PA-4 serta Alap-alap PA-5. Wulung yang dikembangkan untuk surveillance mampu terbang hingga radius 120 kilometer (km) selama empat jam nonstop dengan ketinggian jelajah hingga 8.000 kaki.

Sedangkan Alap-alap PA-4 yang pada Sabtu (15/7), mulai menjalani uji coba untuk memetaan jalur kereta api cepat Jakarta-Surabaya pada segmen Cirebon-Tegal sejauh 86 km sudah masuk Tahapan Kesiapan Teknologi (Technology Readiness Level/TRL) 8-9, yang artinya siap diproduksi.

PUNA seberat 30 kilogram ini dilengkapi dengan kamera Sony Alpha6000 beresolusi 24 megapixels (6000x4000 pixels) seberat 344 gram dan lensa Sony E-Mount Lens 20 mm.

BPPT juga mengembangkan Alap-alap untuk fungsi yang sama yakni pengawasan. Uji coba terbang selama tujuh jam nonstop yang menjelajah wilayah seluas 635 km telah dilakukan di Pangandaran.


  antara  

Sunday, 9 July 2017

Kerjasama Industri Strategis Bersama Turki

Senilai US $ 520 millionKunjungan resmi Presiden RI, Jokowi selama dua hari di Ankara, Turki, menghasilkan kerjasama industri strategis mencapai US $ 520 million. Kerjasama dalam membangun dan produksi ini melibatkan BUMNIS (Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis). Berikut sekilas rangkuman dari berbagai media.

https://i.ytimg.com/vi/_NJWpzP-WHA/maxresdefault.jpg

Bersama PT PAL Indonesia, perusahaan energi Turki, Karadeniz akan membangun 4 unit kapal pembangkit listrik untuk Indonesia. Kesepakatan ini dicatat senilai US $ 320 million. [wikimedia]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWwXmW9Cie033aLGvcG7INkWwJUuUlS9YFTa8HxhXTjnA78kqBjuybW2uGarfj5NeACWBzB0AfAwbt5izd8zXxsXS13MD2jTb0EYfWEWs8GyBWMaHDQEThbyr-O2T4fqBwL8t0jQK2Dj8/s1600/type212_9.jpg

Juga dalam MoU yang disepakati bersama, Indonesia melalui BUMNIS, PT PAL akan kerjasama dengan galangan kapal Turki membangun kapal selam dari desain yang pernah ditawarkan sebelumnya tipe U214. [google]
https://keliping.files.wordpress.com/2017/02/n245-dua.jpg

Dengan PT Dirgantara Indonesia juga disepakati kerjasama membangun pesawat CN 245 kedepan. Selain itu juga PT DI menawarkan pesawat barunya, N219. [PT DI]
http://dirilispostasi.com/images/uploads/iha_(3).jpg

Kesepakatan bersama PT DI ini juga membolehkan BUMNIS membangun secara lisensi dan memasarkan pesawat tanpa awak UAV TAI Anka di wilayah Asean. Indonesia sendiri membutuhkan UAV MALE (Medium Altitude Long Endurance) ini untuk patroli di wilayah perbatasan. Kesepakatan ini diyakini senilai US $ 200 million. [dirilispostasi]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb8X-ktH4sUFhnzCUA16bZRLgue6tNSWtvBOyvCvJsDOESLBhLSSSyeo-r9C1xcAS_eqSb1OIwcyH2LuC1J1O8o4M1LPth90FAEAxJES9sz87ZauyH2gBLVHk-xzodPFtuZoTrxdxmIMQV/s1600/361786.jpg

Untuk kebutuhan darat, PT Pindad telah memulai kerjasama dengan FNSS Turki, membangun ranpur medium tank Kaplan dan akan dipamerkan kepada umum pada HUT TNI bulan Oktober tahun ini. [FNSS]

Proyek kedepan PT Pindad juga akan membangun dan memproduksi truk bersama Turki. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kesepakatan ini di harapkan dapat diproduksi secepatnya, bukan hanya kesepakatan dalam MoU saja. [Ilustrasi/youtube]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_eHaQJzmbO8sJHheWYLthB76FS_52D-sPYLRWKR09AsMQhDAm6EsofWQUlcq7DlguYAtWxqaO_NRYoG5DHtsBgimAbsZGtyy-Ua8W_voD6Q7mUoc0EV3_oK0RxeWavPUBnMLpKv4WqPI/s1600/Manpack+Alkom+FISCOR-100+Alat+Komunikasi+Anti+Sadap+dan+Anti+Jamming+Buatan+PT+LEN.jpg

Sedangkan PT LEN akan berkerjasama memproduksi sistem alat komunikasi bersama Turki. [Ilustrasi/google]
   Garuda Militer  

Monday, 12 June 2017

5 BUMN Ikuti Pameran Mast Asia 2017

✈ Di Tokyo PT Pindad (Persero) yang tergabung dalam klaster National Defence and High-Tech Industry (NDHI) Kementerian BUMN dalam paviliun Indonesia mengikuti pameran Maritime/Air Systems & Technologies for Defence, Security and Safety (MAST Asia) yang diselenggarakan pada 12-14 Juni 2017 di Tokyo, Jepang.

Kementerian BUMN hadir di MAST Asia diwakili oleh klaster NDHI & NSHI yang menampilkan berbagai mock up beserta poster produk. 5 BUMN yang hadir langsung yaitu PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Pal Indonesia, PT Len Industri dan PT Dahana. Adapun BUMN yang tidak hadir langsung diwakili oleh poster produk.

Partisipasi Indonesia dalam pameran teknologi sistem maritim dan udara ini untuk menunjukkan berbagai kemajuan teknologi, khususnya di bidang industri pertahanan yang tidak kalah dengan negara lain. Indonesia Bersama Jepang dan India merupakan wakil dari Asia yang mengikuti event ini.

Pindad menampilkan mock up dan poster produk maritim serta produk unggulannya seperti Anoa Amphibious yang dapat beroperasi di perairan dan darat, Anoa yang turut beroperasi dalam misi perdamaian internasional serta tank boat Antasena yang dilengkapi canon 105 mm dan memiliki daya hancur besar.

Produk lainnya yang ditampilkan antara lain, kendaraan lapis baja Badak yang dilengkapi canon 90 mm, prototype medium tank pengembangan Bersama dengan FNSS, senjata dan munisi yang telah memenangkan berbagai lomba tembak internasional, serta produk industrial seperti peralatan kapal laut, ekskavator, komponen transportasi dan alat mesin pertanian.

MAST Asia adalah event trade-show, konferensi pertahanan dan community enabler internasional terbesar di Jepang yang diikuti oleh industri pertahanan dari berbagai negara di dunia. Tahun depan akan diselenggarakan MAST Indo-Asia di India.

  Pindad