Showing posts with label Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Bisnis. Show all posts

Wednesday, 9 August 2017

Barter Sukhoi Harus Sesuai Skema Pengadaan Alutsista

✈️ Pesawat Su-35 sebagai pengganti F-5 sementara akan ditempatkan di Makassar. [Michael Polyakov]

Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Kertopati mengatakan, rencana Kementerian Pertahanan untuk membeli 11 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia melalui mekanisme imbal dagang atau barter komoditas produk ekspor strategis harus sesuai dengan skema pengadaan peralatan militer atau Alutsista.

Di mana, kata Susaningtyas, di Jakarta, Rabu, skema tahapan pengadaan komoditas harus mengikuti skema tahapan pengadaan peralatan militer. Dengan demikian, skema tahapan pengadaan Sukhoi 35 menjadi acuan skema tahapan pengadaan komoditas.

"Intinya, Sukhoi 35 datang dulu di Indonesia, baru hasil perkebunan bisa di ekspor ke Rusia. Barter harus resiprokal tapi komoditas yang ikuti peralatan militer. Jangan sampai komoditas sudah dikirim tapi peralatan militer tidak datang atau datang sebagian saja," ujar mantan anggota komisi I DPR ini.

Wanita yang biasa disapa Nuning ini menyebutkan, barter komoditas dengan peralatan militer merupakan cabang ilmu ekonomi internasional dalam konteks ekonomi pertahanan.

"Prinsipnya adalah saling menguntungkan kedua belah pihak. Faktor penting yang patut diperhatikan adalah tahapan barter karena spesifikasi keduanya yang berbeda. Tahapan barter harus disusun sesuai skema tahapan pengadaan peralatan militer yang membedakan antara acquisition dengan procurement," kata Nuning.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menindaklanjuti rencana imbal dagang dengan perusahaan asal Rusia, Rostec, yang ingin melakukan barter pesawat Sukhoi SU-35 dengan hasil perkebunan Indonesia.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada 3-5 Agustus 2017 melakukan lawatan ke Rusia untuk memuluskan rencana tersebut. Pemerintah juga akan menawarkan komoditas lain kepada Rostec selaku rekanan Indonesia dalam skema imbal dagang tersebut.

"Rencana imbal dagang ini sudah hampir final. Namun, kami masih menawarkan produk Indonesia lainnya untuk diekspor ke Rusia selain karet yang mereka minta," kata Enggartiasto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (3/8).

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengungkapkan, timbal balik pembelian pesawat Sukhoi SU-35 dari Rusia dengan sejumlah komoditas Tanah Air telah dilakukan sejak lama. Jadi, ujarnya, hal itu bukanlah sesuatu yang baru.

"Pembelian (Sukhoi) seperti itu sudah lama. Saya sejak menjadi Panglima TNI pada 1998 sudah memberlakukan hal itu. Komoditasnya macam-macam sesuai dengan penjual atau pihak ketiga," kata Wiranto.

  ✈️ Antara  

[Video] Kerja Sama Ekonomi RI - Rusia

Liputan CNN Menteri Luar Negeri RI, Retno Lestari Priansari Marsudi, menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Viktorovich Lavrov, di Gedung Pancasila, Lompleks Kementerian Luar Negeri, Rabu pagi.


  Youtube  

[Video] Barter Komoditas Dengan Sukhoi 35

✈️ Lavrov Sempat Bahas Sukhoi dengan Retno✈️ Pesawat Su35 Rusia [presstv]

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berkunjung ke Jakarta dan menemui Menlu RI Retno LP Marsudi pada Rabu (9/8).

Dalam pertemuan itu, keduanya sempat membahas perjanjian barter hasil kebun Indonesia dengan sejumlah pesawat tempur Sukhoi SU-35 buatan Rusia.

[Kesepakatan pertukaran pesawat Sukhoi] sempat dibahas meski tidak secara spesifik,” ucap Menlu Retno usai bertemu dengan Lavrov di kementeriannya di Jakarta.

Topik ini dibahas seiring dengan rencana Indonesia menukar 11 jet tempur Sukhoi dari Rusia dengan hasil komoditas perkebunan utama Indonesia seperti minyak kelapa sawit, kopi, dan teh.

Kesepakatan perdagangan ini disepakati Moskow-Jakarta sekitar Kamis (3/8) lalu.

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, kesepakatan ini tertuang dalam penandatangan nota kesepahaman atau MoU antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, yakni PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PII dengan BUMN Rusia, Rostec, pada lawatan Indonesia ke Rusia.

Dengan kesepakatan dagang ini, Indonesia diharapkan bisa meningkatkan volume ekspor hasil perkebunan Indonesia dan di saat bersamaan bisa menguatkan armada F-5 angkatan udara Indonesia.

Perjanjian dagang kedua negara ini dilakukan tak lama setelah Moskow mendapat sanksi ekonomi baru dari Eropa dan Amerika Serikat.

Enggar menekankan, ini merupakan saat yang tepat untuk memanfaatkan situasi guna memperluas pasar komoditas Indonesia.

Ini peluang yang tidak boleh hilang dari genggaman kita. Potensi hubungan ekonomi yang memanfaatkan situasi embargo dan kontra embargo ini melampaui isu-isu perdagangan dan investasi," papar Enggar, sekitar awal pekan ini, di Jakarta.

Selain membahas kesepakatan dagang, Retno menuturkan pertemuannya dengan Lavrov juga membahas rencana penguatan hubungan kedua negara menjadi mitra strategis.

Dengan kemitraan tersebut, Indonesia-Rusia tak hanya memperdalam kerja sama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik tapi juga meningkatkan koordinasi kedua negara pada sejumlah bidang sensitif, termasuk keamanan dan pertahanan.

Di pertemuan itu, Lavrov juga menekankan bahwa Rusia akan terus mendorong upaya Indonesia memberantas terorisme di kawasan seiring dengan meningkatnya ancaman penyebaran ISIS di Asia khususnya Asia Tenggara, terutama dengan adanya gempuran kelompok militan Maute yang berbaiat pada ISIS di Marawi, Filipina. (les)

 Berikut video liputan CNN : 


  ✈️ CNN  

Friday, 4 August 2017

Indonesia Barter Komoditas dengan 11 Pesawat Sukhoi dari Rusia

Barter Kopi, Teh dan CPOPada pertemuan bilateral dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman imbal dagang antara perusahaan Indonesia dan Rusia [kemendag]

Pemerintah segera melakukan barter sejumlah komoditas nasional dengan 11 pesawat Sukhoi SU-35 dari Rusia.

Barter tersebut terealisasi seiring dengan ditekennya Memorandum of Understanding (MOU) antara BUMN Rusia, Rostec, dengan BUMN Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.

Mengutip Kontan, Jumat (4/8/2017), pesawat Sukhoi dari hasil barter tersebut akan dipakai untuk menggantikan armada F-5.

Imbal dagang di bawah supervisi kedua pemerintah ini diharapkan dapat segera direalisasikan melalui pertukaran 11 Sukhoi SU-35 dengan sejumlah produk ekspor Indonesia mulai dari kopi dan teh hingga minyak kelapa sawit dan produk-produk industri strategis pertahanan,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dalam keterangan resminya, Jumat.

Menteri Perdagangan berharap agar kesepakatan imbal dagang kali ini dapat disusul oleh kesepakatan serupa menyangkut produk atau sektor lain.

Kesempatan itu kini sangat terbuka karena Rusia menghadapi embargo perdagangan dari Amerika Serikat, Uni Eropa, serta sekutu-sekutunya terkait isu keamanan dan teritorial.

Sementara itu, Rusia membalas dengan mengenakan sanksi pembatasan impor dari negara-negara tersebut. Akibat embargo dan kontra embargo ini, Rusia memerlukan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan, termasuk buah-buahan tropis, serta produk esensial lainnya.

Ini peluang yang tidak boleh hilang dari genggaman kita. Potensi hubungan ekonomi yang memanfaatkan situasi embargo dan kontra embargo ini melampaui isu-isu perdagangan dan investasi yang biasa karena kita juga melihat peluang di bidang pariwisata, pertukaran pelajar, kerja sama energi, teknologi, kedirgantaraan, dan lainnya,” ujar Enggar.

Perdagangan bilateral antara Indonesia dan Rusia dapat dikatakan masih sangat rendah dibanding potensinya.

Pada tahun 2012 total perdagangan kedua negara hanya mencatat 3,4 miliar dollar AS dengan defisit di pihak Indonesia sebesar 1,6 miliar dollar AS.

Nilai perdagangan dan defisit yang sama dicatat pada tahun 2013 sebelum perdagangan bilateral menurun menjadi 2,6 miliar dollar AS pada tahun 2014 dan 1,9 miliar dollar AS pada tahun 2015 yang dibarengi perbaikan dalam posisi neraca bagi Indonesia.

Pada tahun 2015 Indonesia mulai mencatat surplus perdagangan senilai 1,1 juta dollar AS dengan Rusia dan meningkat menjadi 411 juta dollar AS pada tahun 2016.
 

  Kompas  

Monday, 31 July 2017

Pindad Segera Pasarkan Tank Medium Tahun Depan

★ Dengan Kaliber 105 Milimeter MMWT FNSS- Pindad  [FNSS] ★

PT Pindad (Persero) siap memasarkan produk tank medium dengan laras kaliber 105 Milimeter hasil kerja sama dengan perusahaan Turki FNSS mulai 2018 mendatang.

Tahun ini first article selesai, sehingga pada 2018 bisa mulai dipasarkan. Untuk sementara, pembahasan tentang pesanan ada dari TNI. Mereka sudah melakukan beberapa kali pembahasan. Mereka akan mengganti beberapa tank,” kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose di Kawasan PT Pindad, Kota Bandung, Senin (31/7/2017).

Kendati demikian, dia mengaku belum ada kepastian jumlah tank yang akan dipesan TNI. Namun, sebagai gambaran, kapasitas produksi tank medium oleh PT Pindad antara 15-20 unit per tahun. Khusus untuk TNI, Pindad mengaku akan melakukan penyesuaian spesifikasi sesuai kebutuhan TNI.

Memang ada beberapa permintaan user yang belum bisa diakomodir karena masih pengembangan bersama. Tetapi setelah first article selesai, kami akan ubah ikuti permintaan TNI,” jelas dia.

Menurut dia, harga tank medium tersebut berada di bawah harga tank Leopard, namun setara dengan harga tank buatan Korea Selatan. Dengan harga tersebut, diharapkan bisa menyaingi pasar produk sejenis.

Abraham menjelaskan, tank medium tersebut memiliki sejumlah kelebihan. Salah satunya cocok untuk infanteri dan kavaleri. Tank dilengkapi dengan laras kaliber 105 mm buatan PT Pindad.

Mesin kita masih total beli dari luar negeri. Tapi kalau desain, part supporting, dan lainnya itu dari kami semua,” jelas dia. Total kandungan komponen lokal pada produk tersebut saat ini mencapai 40%. (pur)

  Sindonews  

Saturday, 29 July 2017

Indonesia to Deliver 2 PH Air Force Aircraft

✈ This Quarter ✈ PAF NC-212i aircraft [Detik]

The delivery of Philippine Air Force’s two NC-212i short takeoff and landing (STOL) medium transport aircraft ordered from Indonesia state-owned PT Dirgantara Indonesia-Indonesian Aerospace may take place this third quarter.

The Philippine government entered a contract with the said Indonesian firm for the supply of two NC-212 aircraft early 2014. Delivery was expected late 2015.

MaxDefense Philippines said delivery may take place next month. MaxDefense said “PTDI failed to deliver the aircraft on time due to issues between PTDI and the approved autopilot supplier, who was bought by another company and was said to have not honored its commitments to PTDI, which led to the delay and blacklisting of PTDI.

Blacklisting from Philippine government procurement board [is] coming to an end in 3 days,” MaxDefense said.

However, according to a credible source of Update Philippines, delivery may take place in September.

CASA C-212 Aviocar is a turboprop-powered STOL medium transport aircraft designed and built by CASA in Spain. Construcciones Aeronáuticas SA (CASA) became a subsidiary of European Aeronautic Defence and Space Company (EADS) in 1999 as EADS CASA, and in 2009 EADS CASA was absorbed by Airbus Military.

At present, C-212s are also being produced under licence by Indonesian Aerospace under NC-212 family.

  Update