Showing posts with label Cyber. Show all posts
Showing posts with label Cyber. Show all posts

Monday, 24 July 2017

Rusia Siap Bantu Indonesia Kembangkan Sistem Keamanan Cyber

Direktur Asosiasi Ekspor Teknologi Keamanan Tinggi Rusia, Andrey Bezrukov menuturkan, pihaknya siap membantu Indonesia dalam memgembangkan sistem keamanan cyber. [Foto/Istimewa]

Direktur Asosiasi Ekspor Teknologi Keamanan Tinggi Rusia, Andrey Bezrukov menuturkan, pihaknya siap membantu Indonesia dalam memgembangkan sistem keamanan cyber. Rusia merupakan salah satu negara dengan sistem keamanan cyber terbaik di dunia.

Berbicara saat menghadiri Diskusi Meja Bundar Teknologi IT dan Keamanan Siber Rusia di salah satu hotel di bilangan Jakarta Selatan, Bezrukov mengatakan, selama ini Rusia selalu membangun sistem keamanan di negaranya secara mandiri dan mereka ingin membantu Indonesia agar bisa mencapai hal serupa.

"Sistem teknologi Rusia sangat luas. Rusia juga merupakan satu dari dua negara yang memenuhi syarat gambaran tentang teknologi siber dan teknologi IT," kata kata Bezrukov pada Senin (24/7).

"Kami selalu membangun sistem keamanan secara mandiri, sehingga kami bisa menciptakan solusi original. Yang ingin kami ajukan ke Indonesia adalah beberapa kerja sama antara lain kerja sama pengembangan sistem siber, sistem komunikasi, dan sistem big data," sambungnya.

Dia kemudian mengatakan, salah satu kerjasama yang coba dijajaki oleh Rusia dengan Indonesia dalam bidang riset teknologi. Dimana, pihaknya ingin membangun pusat riset untuk para ilmuwan dari kedua negara.

"Kami ingin mendirikan pusat riset yang mungkin akan berbasis di kampus-kampus terbaik di Indonesia, atau dari perusahaan-perusahaan. Tujuan utamanya adalah agar Indonesia bisa independen dalam hal keamanan siber," tukasnya. (esn)

 Menlu Rusia Kunjungi Indonesia Awal Agustus

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov dilaporkan akan melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada awal Agustus mendatang. Di Indonesia dia akan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.

"Kunjungan itu dijadwalkan akan berlangsung pada 8-9 Agustus, ini akan menjadi kunjungan pertama Menteri Luar Negeri Rusia ke Indonesia setelah sekian lama," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y Galuzin pada Senin (24/7).

"Saya berharap Menlu Lavrov dan Menlu Retno akan membahas isu-isu yang luas, termasuk isu-isu internasional, terkait dengan keamanan regional, integrasi ekonomi, dan juga saya berharap mereka akan membahas agenda bilateral termasuk dialog politik lebih lanjut, memperdalaman investasi ekonomi kami, kerjasama ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan pendidikan," sambungnya.

Dia kemudian mengatakan, pihaknya juga berharap kedua menteri akan membahas mengenai masalah keamanan di kawasan Asia-Pasifik, termasuk memperkuat arsitektur keamanan di kawasan Asia-Pasifik.

Ketika ditanya mengenai apakah akan ada sejumlah kerjasama yang akan ditandangai dalam pertemuan tersebut. Dia menuturkan hal ini masih dalam proses pengerjaan. "Semoga ada beberapa dokumen yang akan ditandatangi," ucapnya.

"Satu poin penting lainnya akan ada inagurasi perwakilan tetap Rusia untu ASEAN, dan juga akan ada presentasi pesawat penumpang baru yang mungkin akan dihadiri oleh Lavrov," tukasnya. (mas)
 

  Sindonews  

Wednesday, 12 July 2017

Serangan "Malware" Ancaman Baru Pertahanan Indonesia

Ilustrasi

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebutkan bahwa serangan piranti lunak perusak atau malware menjadi ancaman baru yang dapat mengganggu sistem pertahanan Indonesia.

"Perang konvensional berupa adu kekuatan alutsista saat ini potensinya kecil. Dunia dan Indonesia sedang dihadapkan pada ancaman malware, ini baru dan sedang populer," jelas Menhan ketika menjadi pembicara di Indonesia International Defense Science Seminar yang diadakan di Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini mengatakan serangan baru tersebut, juga berpeluang mempengaruhi stabilitas keamanan nasional.

"Malware bisa mengganggu kinerja seluruh pihak, tidak ada target tertentu. Ini menjadi berbahaya ketika menyerang data yang sensitif bagi negara, tentu akan menjadi ancaman bagi pertahanan Indonesia," ujar Ryamizard.

Bahkan, menurut dia, selain mengganggu pertahanan nasional malware juga dapat mengusik kehidupan masyarakat secara langsung.

"Virus jenis ransomware yang baru-baru ini masuk ke Indonesia tujuan utamanya adalah untuk memeras korban. Pekerjaan masyarakat akan terganggu, dan bisa jadi menciptakan rasa frustasi di kalangan masyarakat karena pemerasan yang terjadi, ini juga perlu diantisipasi," kata Menhan.

Oleh karena itu, ia menuturkan perlu ada kolaborasi dari sejumlah negara untuk melawan masuknya piranti lunak perusak ini.

"Serangan ini menjadi musuh bersama, makanya harus ada kerja sama dengan banyak negara untuk menghalau serangan siber tersebut," tuturnya.

 Serangan mobile malware naik tiga kali lipat di Q1 2017 


Aksi kejahatan siber global ransomware tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Sebaliknya, dilaporkan mengalami peningkatan volume mobile ransomware sebesar tiga kali lipat selama beberapa bulan pertama di tahun 2017.

"Lanskap ancaman mobile khususnya ransomware jauh dari tanda-tanda perlambatan di Q1 2017. Ransomeware yang menargetkan perangkat mobile melonjak dengan jenis ransomware baru dan modifikasi yang terus berkembang," kata Roman Unuchek, Senior Malware Analyst Kaspersky Lab, dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA News, Senin.

"Pengguna perlu memahami bahwa penyerang dapat - dan akan terus - mencoba untuk memblokir akses data mereka, tidak hanya di PC tetapi juga pada perangkat mobile mereka," sambung dia.

Menurut laporan Kaspersky Lab Malware Report for Q1, jumlah file mobile ransomware yang terdeteksi mencapai 218.625 selama kuartal pertama tahun ini.

Angka ini meningkat dibandingkan dengan 61.832 pada kuartal sebelumnya di mana jenis mobile ransomware Congur menyumbang lebih dari 86 persen.

Ransomware Congur merupakan sebuah blocker - membuat atau mengatur ulang PIN (passcode) perangkat sehingga tidak memungkinkan pengguna menggunakan perangkat, dan kemudian meminta mereka untuk menghubungi pelaku kejahatan melalui QQ messenger untuk membuka blokir tersebut.

Bahkan dalam beberapa varian, ini mengambil keuntungan lebih lanjut dari hak administrator untuk menginstal modul mereka dalam folder sistem sehingga membuat modul ini hampir tidak mungkin untuk dihapus.

Meski demikian, Trojan-Ransom Android OS Fusob tetap menjadi mobile ransomware populer di kuartal pertama, terhitung hampir 45 persen pengguna diserang oleh mobile ransomware.

Setelah dijalankan, Trojan meminta hak administrator, mengumpulkan informasi tentang perangkat, termasuk koordinat GPS dan riwayat panggilan, dan mengunduh data ke server jahat. Setelah itu, kemungkinan ada perintah untuk memblokir perangkat.

Amerika Serikat menjadi negara yang paling terpukul oleh mobile ransomware di Q1, dengan ransomware Svpeng menjadi ancaman yang paling luas.

Tidak hanya itu, laporan tersebut menunjukkan bahwa ransomware yang menargetkan semua perangkat, sistem dan jaringan juga terus bertambah, dengan 11 jenis kriptor baru dan 55.679 modifikasi baru bermunculan di Q1.

Secara kesuluruhan, 55.679 modifikasi ransomware Windows baru terdeteksi selama kuartal tersebut di mana mengalami peningkatan hampir dua kali lipat di Q4 2016 (29.450). Sebagian besar modifikasi baru ini termasuk dalam keluarga Cerber.

Laporan Kaspersky Lab Malware Report for Q1 juga menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ketiga dari sisi serangan mobile malware.

Ada sebanyak 32,97 persen pengguna produk mobile security dari Kaspersy Lab di Indonesia yang terdeteksi mengalami serangan mobile malware.

  ★ antara  

Thursday, 22 June 2017

Dubes Spanyol Tawarkan Kerja Sama Pemberantasan Terorisme

Temui Wiranto http://assets.kompas.com/crop/66x0:910x563/750x500/data/photo/2017/06/21/41491415111.jpgMenteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto saat memberikan keterangan usai bertemu dengan Duta Besar Spanyol untuk Indonesia José Maria Matres Manso di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto bertemu dengan Duta Besar Spanyol untuk Indonesia José Maria Matres Manso, di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2017).

Dalam pertemuan tersebut, José menawarkan konsep kerja sama antara Indonesia dan Spanyol pada bidang pemberantasan terorisme, keamanan siber, dan alutsista.

Wiranto mengatakan, José dikenal berpengalaman dalam mengatasi persoalan terorisme saat ditugaskan menjadi duta besar di Mali.

"Kita tahu di Mali sana cukup kisruh ya waktu itu. Dia punya pengalaman mengatasi masalah terorisme, sehingga menawarkan suatu bantuan kerja sama dengan BNPT dalam rangka menumpas aksi terorisme di Indonesia," ujar Wiranto, usai pertemuan.

Ia menyambut baik tawaran tersebut. Menurut Wiranto, Indonesia harus menjalin kerja sama dengan banyak negara dalam memberantas aksi terorisme.

Mantan Panglima ABRI itu yakin, kerja sama dengan Spanyol dapat memperkuat tugas pokok dan fungsi BNPT.

"Negara manapun yang punya pengalaman melawan terorisme, selalu kita minta untuk memberikan satu kontribusi pengalaman untuk melawan itu. Untuk memperkaya bagaimana BNPT bisa secara hard approach maupun soft approach menghadapi terorisme itu, dan Spanyol punya pengalaman seperti itu," kata dia.

Dalam pertemuan tersebut, keduanya juga membahas soal rencana kerja sama di bidang keamanan siber. Kerja sama itu dilakukan terkait pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

"Dan tentunya juga masalah siber ya. Kita kan baru mendirikan Badan Siber dan Sandi Negara. Kita butuh juga masukan dari Spanyol," kata Wiranto.

Kerja sama di bidang pertahanan dan alutsista juga tak luput dibahas.

Selama ini, Indonesia dan Spanyol memiliki pengalaman kerja sama yang cukup panjang terkait hal tersebut.

"Kita sudah mempunyai pengalaman yang cukup panjang dengan Spanyol, dengan demikian perkembangan perkara ke arah yang lebih maju sangat dimungkinkan," ujar Wiranto.

  Kompas